Minggu, 26 April 2015

Journey to NTT -- Part 3

Journey Part 3.....

Setelah beberapa hari disana, sekitar Selasa, 31 Maret 2015, kita pergi mengunjungi Silvano (sepupu), yang tinggal di Seminari San Dominggo, Hokeng.. Perjalanan memakan waktu sekitar sejam-dua jam, tergantung kecepatan motornya.. hehehe...
Sepanjang perjalanan, dari Laut, naik ke Gunung, ke Sawah, suasananya desa/alam.. hehehe... Melewati beberapa pohon besar di jalan, dan ketika menengok ke atas, banyak sarang lebah... Woooww ! tiba-tiba kebayang, kalo sarangnya jatuh, nimpa kita, gimana coba.. wkwkwkw... Ternyata disana, penghasil madu, madunya enak, murni tanpa gula.. hehehee....



Sesampainya kita di seminari, pas kurang dari jam 12 siang.. Karena peraturan asrama sangat ketat disana. Kita tidak boleh sembarangan masuk. hehehe... Waktu berkunjung hanya dari makan siang dan istirahat, jam 12.00 sampai 14.30..

Bangunan Depan Seminari San Dominggo

Bagian Depan Seminari San Dominggo
Di dalam seminari, ada gereja dan gereja bawah tanah.. Di gereja bawah tanah tersebut, udaranya dingin sekali, dan ada beberapa ruangan khusus untuk Pastor misa sendirian saja.
Gereja Bawah Tanah

Tempat Pastor Misa sendiri
Gua Maria Seminari

Taman Seminari
Juga ada Gereja Utamanya di bagian atas Gereja Bawah Tanah tersebut.. :)...
Gereja Utama
Kemudian, setelah dari seminari, berkunjung ke Susteran Pusat, PRR, disana ada keajaiban lagi, yaitu jenazah Uskup Larantuka, Mgr. Gabriel Manek SVD utuh. Mendengar cerita dari suster disana, Uskup tersebut meninggal di Amerika, dan dimakamkan disana. Setelah beberapa tahun, ada rencana jenazah untuk dipulangnya, karena ada ulang tahun Kongregasi, ketika dibuka, jenazah tersebut masih utuh... Amazing! dan ternyata, mungkin ini pembuktian Tuhan atas kesetiaan dan kesuciannya, karena beberapa saat sebelum beliau meninggal, beliau mendapatkan gosip yang tidak baik, mengenai hidupnya, disangka bermain gila dengan suster... Ternyata terbukti dengan utuhnya jenazah dan surat-surat peninggalannya..  "manusia melihat apa yang di depan mata, Tuhan melihat hati" :)..
Sayang sekali, ketika kita menanyakan untuk proses kanonisasi ke Vatican, suster yang menemani kami bicara, tidak ada dana untuk proses itu.. Ternyata Uskup ini keturunan Tionghoa, yang tinggal di Flores, karena diangkat anak oleh tantenya..

Di biara PRR ini juga ada tempat Adorasi Sakramen Mahakudus, yaaa, Adorasi lah kita disana.. hehehe... Tempatnya juga sudah modern dan bagus.. ;)..

Tempat Adorasi di Biara PRR pusat

Foto Jenasah Uskup

Akhirnya Tri hari suci tibalah, dan kita memutuskan misa di stasi Lamawalang saja, karena dekat.. hehee... Stasinya sangat sederhana... hehehee... ketika misa, jadi membayangkan, jangan-jangan seperti ini lah kondisi murid-murid Yesus waktu itu, soalnya disana kebanyakan profesi adalah nelayan...:p...

ketika Jumat malam, prosesi, kita berjalan mengikuti rombongan yang panjaaaangggggg banget... sepanjang jalan, berdoa dan bernyanyi tidak kunjung putus.. prosesi dimulai jam 7 malam, selesai sampai jam 2 pagi.. #Amazed..Besoknya, sisa sakit pinggang, karena kebanyakan berdiri... hahahaha... #enjoyaja

Prosesi Jalan per Armida
Ketika prosesi jalan, sangat berasa hadiratNya, seperti menemani Yesus.. ditambah ada lagu yang bagus banget, dan teringat sampai saat ini.. Judulnya "Bunda, pembantu abadi".. Nice song! :)


Ketika selesai prosesi jalan, makan titik kembalinya adalah di Katedral Larantuka, ketika melihat prosesi perarakan Tuan Meninu (Kotak Hitam), seperti melihat Tabut Perjanjian Allah.. hehehe...yang agak merinding, orang-orang pembawanya, dilapisi dan ditutup oleh baju, dan kita sama sekali gak bisa melihat mukanya.. terus ditambah suasana nyanyiannya, ketika seorang wanita bernyanyi Ovos (Lagu Ratapan), sambil memegang wajah Yesus yg menderita.... (Suaranya indah banget loh! hehehe... )
Prosesi Tuan Meninu
Setelah Tuan Meninu, kemudian Tuan Ma yang masuk mengikuti perarakan gereja.. Yaaa, dibilang tradisinya unik, dan tidak ada di Jakarta... :)..
Prosesi Tuan Ma
Prosesi kelar sekitar pukul 2 pagi.. Kita jalan kaki lagi menuju motor, karena parkir di rumah kenalannya om.. Jadi itung-itung kita dua kali jalan.. wkwkw.. (lumayan buat ngurangin kalori, untuk yang belum makan malam.. :p).. Abis itu, krn udh kelaparan berat (untung sempat membeli biskuit Nissin), kita makan lah di tukang nasi goreng, kalo di Jakarta disebut Mie Tek Tek, yang anehnya kalo disana, nasi gorengnya dipakein saos... Untung karena sudah tahu, kita pesen tidak pakai saos..:p.. Sayangnya kali ini, kita gak ikut prosesi Laut, semogaaa, mudah-mudahan lain kali bisa kesana, dan ikut prosesi Laut... #amin! :)
dan sampailah kita pada hari Sabtu suci, paskah, kita memutuskan untuk misa di Lamawalang lagi, walaupun itu stasi kecil, lebih nyaman disana.. hehehe... 

Bagian depan Stasi Lamawalang

Bagian belakang
Ketika misa ada persembahan tarian dari anak-anak kecil, lucunyaa... hehehe... Link untuk Videonya, Tarian Persembahan Misa... :)..



Setelah beristirahat satu hari, Senin, tgl 6, pagi-pagi, ada misa paskah ke 2, di Pulau Waibalun, pulaunya kereeennn !... Ada patung Yesus Gembala yang baik, di Pulau itu, tingginya bisa mencapai 3 meteran lebih..

Kondisi saat Misa

Yesus, Gembala Yang Baik @PulauWaibalun



Kapal & Jembatan untuk akses ke Pulau
Jembatan menuju ke Pulau tersebut, sedikit ngeri, karena bergoyang-goyang.. hahahaa... Jika kejebur, bisa berteman kan ikan dee.. :p...
Jembatan ke pulau
Suasana di Pulau Waibalun
Pemandangan dari atas pulau
Really Beautiful, Isn't it? ;)...


To be continued.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar